Ilustasi : shutterstock (sumber : images.soco.id) |
Di kutip dari Kompas.com - Gangguan kepribadian merupakan kondisi-kondisi kesehatan mental yang memengaruhi kehidupan sehari-hari dan hubungan seseorang. Gangguan-gangguan kepribadian ini memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa, atau bertindak. Penderita gangguan-gangguan ini bisa kesulitan dengan perubahan, dan bahkan menjadi impulsif atau curiga.
Seseorang dengan gangguan kepribadian dapat melakukan atau mengatakan sesuatu yang dianggap aneh atau menjengkelkan oleh kebanyakan orang, sehingga membuat diri mereka kesulitan untuk nyambung dengan orang lain.
Pola-pola jangka panjang ini dapat merusak hubungan personal, pekerjaan, dan kesehatan mental penderitanya. Selain itu, tidak semuanya menyadari jika mereka menderita salah satu gangguan ini.
Sumber dan penyebab gangguan kepribadian
Pasien dengan gangguan kepribadian biasanya mengalami perubahan di lobus frontal, temporal, dan parietal otak. Perubahan ini dapat terjadi akibat cedera di kepala, trauma, atau akibat penyakit turunan.
Ganguan kepribadian juga bisa muncul akibat rendahnya kadar monoamin oksidase (MAO) dan serotonin. Sumber gangguan kepribadian sebenarnya hingga sekarang masih menjadi sebuah kontroversi. Pola pikir tradisional menyebutkan bahwa pola gangguan ini adalah bentuk dari kegagalan berfungsi di lingkungan yang menghambat perubahan kemampuan adaptasi yang melingkupi kemampuan persepsi, respon, dan perlindungan.
Gangguan kepribadian sebenarnya tidak boleh disematkan kepada anak-anak dan remaja karena perkembangan kepribadian yang belum lengkap dan gejala mungkin akan hilang seiring dengan bertambahnya usia. Mengingat kriteria diagnosis gangguan kepribadian sangat berhubungan dengan usia dewasa, maka diagnosis ini juga tidak bisa diberikan pada mereka yang sudah lanjut usia.
Untuk mengetahui berbagai jenis gangguan kepribadian, berikut adalah macam-macam gangguan kepribadian yang umumnya diketahui.
1. Paranoid
Selalu curiga dan tidak percaya pada orang lain, bahkan teman, keluarga, dan pasangannya sendiri.
2. Skizoid
Suka menyendiri, tak ingin berhubungan sosial dan seksual, tak peduli pada orang lain, dan tak memiliki respons emosional.
3. Skizotipal
Orang dengan gangguan kepribadian jenis ini takut pada interaksi sosial dan menganggap orang lain berbahaya.
4. Antisosial
Sering mengabaikan peraturan dan kewajian sosial, mudah tersinggung, agresif, bertinfan implusid, dan tidak memiliki rasa bersalah.
5. Ambang (Borderline)
Emosi tidak stabil, mudah implusif, mengalami perasaan hama, suka menyakiti diri sendiri, dan beresiko tinggi bunuh diri.
6. Histronik
Tak memiliki rasa harga diri, sering menarik perhatian dan mendramatisasi atau memainkan peran agar didengar dan dilihat
7. Narsistik
Memiliki perasaan ekstren mengenai kepentingan diri sendiri, tifak memiliki empati, serta siap berbohong dan mengeksploitasi orang lain demi mencapai tujuannya.
8. Dependen
Kurang percaya diri dan butuh banyak bantuan dalam membuat keputusan sehari-hari dan menyerahkan keputusan hidup yang penting kepada orang lain.
9. Menghindar (Avoidant)
Percaya bahwa dirinya tidak kompeten, tidak menarik, inferior, dan terus-meneus takut dipermalukan, dikritik atau ditolak.
10. Anankastik
Teliti berlebihan pada rincian, aturan, dafar, urutan, organisasi, atau jadwal, Temasuk kategori perfeksionis ekstrem.