Ilustrasi : rumahdaerah.com |
Memiliki rumah murni dengan kerja keras sendiri, tanpa bantuan orang tua, sebelum berusia 30 tahun dan sebelum menikah itu mungkin lho.
Aku sudah membuktikannya. Bagaimana caranya?
Perjuangan mememiliki rumah adalah perjuangan panjang bertahun-tahun yang memerlukan keseriusan ekstra.
Kamu perlu menyiapkan banyak dana, kadang dalam prosesnya mandek di tengah jalan. Kamu juga perlu survei secara serius di mana lokasi yang paling tepat untuk rumah masa depanmu.
Jadi, persiapkan mental untuk berjuang bertahun-tahun, dan selama itu juga kamu tidak boleh berpaling dari cita-citamu memliki rumah!
Sebagai gambaran, cita-citaku punya rumah sudah muncul setelah aku lulus kuliah pada 2016. Pada maret 2019 pertama kali cicilan DP pertama, Desember 2020 baru berhasil akad KPR.
Oktober 2021 ini barulah rumahku jadi , Perjuangan selama 5 tahun.
Orang tuaku menikah pada usia cukup muda dan aku dilahirkan pada saat mereka belum punya rumah sendiri (menumpang di rumah kakek-neneku). Orang tuaku baru bisa punya rumah sendiri di saat aku berusia 8 tahun.
Sebagai anak kecil, bahkan aku merasakan sendiri ngga enaknya tinggal menumpang seperti itu.
Dari background inilah yang kemudian aku harus berpikir jauh ke depan, bahwa aku harus sudah punya rumah dulu sebelum aku menikah. Titik!
Jadi saran pertamaku, kalau kamu ingin punya rumah sebelum usia 30 tahun, waktu terbaik untuk merencanakan dan menyiapkannya adalah segera setelah lulus kuliah.
Sehingga jelaslah ketika saat berkarier arah uangmu larinya ke mana, yaitu untuk menabung pembangunan rumah.
Buatku, laki-laki itu harus berpikir jauh ke depann nanti berkeluarga tinggal di mana, karena sebagai pemimpin rumah tangga harus bisa menafkahi "papan" anak-istri dengan baik.
Untuk persiapan awal, uang yang perlu disiapkan adalah sekitar 40-100 juta (bisa lebih bisa kurang).
Siapkan uangnya dulu, baru setelah itu tetapkan rumah yang cocok dengan budgetmu.
Ini adalah uang untuk mengikat persetujuan dengan developer dan membayar DP. DP bisa dibayarkan langsung atau dicicil, skema tiap developer berbeda.
Setelah menabung selama tiga tahun, pada maret 2019 aku berhasil mengumpulan uang sekitar sepuluh juta untuk persiapan awal perjanjian dengan developer.
Misal nilai rumah yang kamu beli adalah 1M. devevloper punya skema DP 5% atau 10%. Artinya kamu DP dulu 50 juta atau 100 juta. Bayarnya bisa cash atau dicicil perbulan.
Setelah pembayaran DP selesai, kan masih ada sisa 900 juta dan 950 juta, nah ini dibayarkan dengan skema KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) dari bank.
Nah, inilah proses yang rumit dan menegangkan. Apakah bank mau menerima pengajuan KPR kita? Bisa ya, bisa tidak.
Jadi untu bisa lolos KPR, jangan lupa untuk banyak berdoa dan lengkapi syarat administrasi sebaik mungkin.
Salah satu syarat administrasinya adalah berdasarkan BI check (tidak punya tunggakan utang yang terlambat/gagal bayar di tempat lain), dan pekerjaan yang stabil, untuk karyawan minimal 2 tahun bekerja dan wirausahawan minimal 2 tahun menjalankan usaha.
Jika gaji bulananmu berkisar 4-6 juta, kamu perlu untuk memiliki pekerjaan sampingan.
Demi membeli rumah, kita tidak bisa mengandalkan gaji saja karena penghasilan bulanan ita juga perlu dialokasikan untuk keperluan sehari-hari.
Pekerjaan sampingan itu penting, misal dengan berjualans secara online, bekerja sebagai content writer atau penerjemah, atau sebagai pengajar.